Perkenalkan nama gue Reinal gue adalah karyawan dari pegawai swasta di Bandung, baru dua bulan ini gue bekerja di kantor baruku karena dengan kantor yang lama gue digaji rendah ketimbang kantor baruku ini.
Suatu hari setelah makan siang gue mendapat telpon dari Ibu Ely dimana dia yang dulu mengetes wawancara saat masuk kekantornya, beliau berposisi sebagai manager keuangan karena jasanya dia gue bisa masuk di kantor ini dan tentunya gue sangat menghormati beliau.
Halo bu, selamat sianga sapa saya menjawab telpon.
Halo Reinal . jawab dia Riang sekali.
Ada yang saya bisa saya bantu tanya saya, basa-basi sih.
Ah enggak cuma ngecek kamu aja. Dah makan siang tanyanya ramah.
Oh sudah bu, baru ajaa jawabku.
Gimana kerja disini, ada masalah tanya bu Ely lagi.
Wah enggak bu, tapi memang saya baru mulai sih, baru membiasakan diri dengan keadaan kerja disinia jawab saya singkat.
Gimana gajinya, dah cukup tanyanya dengan suara menggoda.
He..he..he.. maunya sih tambah lagi bua jawab saya sambil tertawa.
Hah.. segitu aja udah tinggi kan balas bu Ely sedikit kag.
Iya bu, becanda tadi..a jawabku singkat.
Oh.. kirain.a jawabnya. Eh Reinal nanti sore sehabis kantor kamu ada kerjaan gak tanya bu Ely . Enggak kayaknya bu, ada apa emangnyaa tanygue sedikit heran.
Hmm.. ada yang ingin saya bicarakan, agak pribadi sih, makanya saya ingin bicaraiinnya sehabis kantor aja nantia jawab bu Ely .
OK bu, saya gak ada janji untuk sore sampe malem nantinya jawab saya.
OK nanti gue tunggu di kafe xxx nanti sorea kata bu Ely .
OK bu jawab saya.
Ok kalo gitu, oh iya, golongan darah kamu apa tanya bu Ely sebelum mengakhiri pembicaraan.
Ba jawabku penuh kebingungan.
Perfect ! OK deh gue tunggu nanti sorea kata bu Ely lalu menutup telponnnya.
Sejenak gue terdiam penuh kebingungan, tapi gue kembali bekerja sebab pekerjaanku lumayan menumpuk.
Selah pulang kerja gue arahkan mobilku ke kafe xxx yang dijanjikan tadi. Dalam perjalanan gue diselimuti kebingan yang amat sangat.
Bu Ely Ada apa manager keuangan kantorku itu mau menemuiku, soal urusan pribadi lagi. Dan yang paling membuatku bingung adalah dia sempat menanyakan golongan darahku, untuk apa ?
Sebagai informasi, Bu Ely berumur sekitar 34-35 tahun. Masih cukup muda untuk menjadi manager keuangan, tapi memang dia berasal dari keluarga yang berteman dekat dengan pemilik perusahaanku. Ditambah lagi suaminya, pengusaha yang dulu jadi sahabat pak Faisal presdir perusahaanku sewaktu
kuliah.
Oh iya bu Ely sudah bersuami, tapi sayang mereka belum dikaruniai anak. Tapi mungkin karena hal itu buitu terlihat masih seperti wanita muda. Badannya tinggi semampai, ramping tanpa lemak. Kulitnya kuning langsat dengan rambut lurus sebahu.
Matanya berbinar selalu bersemangat dan bibir tipisnya itu selalu menarik perhatiannku. Hanya ada satu kata yang dapat mewakili bu Ely Cantik.
Sesampainya di kafe xxx, gue melihat bu Ely melambai kearahku dari meja yang agak dipojok. Kafe itu memang agak sepi, pelanggannya biasanya eksekutif muda yang ingin bersantai selah pulang kerja.
Sore bu, maaf agak terlambata katgue sambil menyalaminya.
Oh gak pa-paa kata bu Ely sambil mempersilakkan gue duduk.
Selanjutnya gue dan bu Ely mengobrol basa-basi, bercerita tentang kantor, dari yang penting sampe gosip-gosipnya. He..he..he.. gak guna bang.
Selah beberapa lama akhirnya gue mengajukan pertanyaan. Oh iya bu, sebenernya ada apa ya mengajak saya bertemu disinia tanygue memulai.
Oh iyaa jawabnya. Mendadak wajahnya sedikit pucat.
Beberapa saat ibu Ely terdiam. Kemudian mulai berkata Begini Reinal, kamu tau kan kalo gue sudah berkeluarga ?a. Gue menganguk kecil untuk menjawabnya.
Tahun ini adalah tahun ke 10 pernikahankua lanjutnya. Kemudian dia mengeluarkan sebuah foto dari dalam dompnya. Ini foto suamiku waktu sebelum nikah, gimana mirip kamu gak
He..he..he.. kayak ngacaa jawabku sambil mengembalikan foto tersebut. Sebenernya gue makin bingung arah pembicaraan bu Ely .
Kamu tau kan gue dan suamiku belum dikaruniai anak tanyanya lagi , Iyaa jawabku bingung.
Jadi begini Reinal, gue dan suamiku sudah mencoba beberapa cara. Tapi belum berhasil. Sedang umurku semakin bertambah, makin sulit untuk bisa punya anak. Memang kami sudah tau masalahnya ada disuamiku dan dia sekarang dalam terapi pengobatan, tapi mungkin suamiku butuh bantuan lain.. dari kamua kata bu Ely .
Bantuan dari saya ? maksudnya bu tanygue yang sudah dipuncak kebingungan.
Mungkin kamu bisa bantu suamiku untuk membuahi guea katanya pelan.
Maksudnya saya menyumbang sperma untuk bayi tabung ibu dan suami ibu tanygue tergagap.
Bukan, gue sudah pernah coba cara itu dan gagal. Sperma suamiku terlalu lemah. Kalau gue ulangi sekarang tentu suamiku curiga. Lagi pula sulit untuk menukar sperma suamiku dengan spermamu nantia
jawab bu Ely .
Jadi tanygue lagi.
Gue pingin kamu meniduri gue, membuahi gue sampai gue hamila jawabnya singkat.
Gue cuma bisa ternganga terhadap permintaan bu Ely yang ku anggap sangat gila itu. Tenang, jangan tguet kahuan. Kamu mirip sekali dengan suamiku, apalagi golongan darah kalian sama, jadi anak yang lahir nanti akan sulit sekali diketahui siapa ayah sebenarnya kata bu Ely meyakiniku.
Akhirnya terjawab kenapa dia tanya golongan darahku tadi. Mungkin alasan bu Ely begitu gampang menyujui waktu gue wawancara dulu salah satunya adalah rencana ini
Trus bagaimana kita melguekannya tanygue selah menenangkan diri.
Kamu ada waktu malem ini ? Kebulan suamiku lagi keluar kota sampai besok.atanya bu Ely .
Gue available.a jawabku.
Kemudian bu Ely menelpon kerumahnya, memberitahukan pembantunya dia tidak pulang malam itu sambil memberi alasan. Kemudian dia mengajakku ke hotel xxx. Selah cek in, kami langsung masuk kamar.
Didalam kamar, tidak ada pembicaraan yang berarti. Bu Ely langsung ijin untuk mandi, selah dia selesai, gantian gue yang mandi.
Selah gue keluar dari kamar mandi, gue melihat bu Ely yang hanya memakai bathrobe tiduran sambil menonton tv. Gue kemudian duduk di pinggiran tempat tidur.
Bagaimana, kita mulai tanygue dengan perasaan gugup. Soalnya biasanya gue ML tujuannya cuma untuk senang-senang, bahkan pakai alat kontrasepsi agar pasangan MLku tidak hamil. Kalau ini malah tujuannya pengen hamil.
OK jawab bu Ely kemudian bergeser memberi gue tempat untuk naik kempat tidur.
Gue berbaring disampingnya kemudian berkata Bu, mungkin tujuan kita supaya ibu bisa hamil, tapi apa bisa kita melguekan persubuhan ini seperti layaknya orang lain yang mencari kepuasan juga .
Gak pa-pa sayang jawab bu Ely . Gue rela kok kamu tidurin. Malah sejujurnya kamu tuh bangkitin nafsuku bang. Ngingin gue diawal-awal pernikahankua jawab bu Ely nakal.
Gue kemudian mengecup dahi bu Ely , sesuatu yang selalu gue lguekan sebelum meniduri wanita. Bu Ely terseyum kecil.
Kemudian gue mengecup bibir bu Ely . Bibir tipis yang selalu menarik perhatianku itu ternyata nikmat juga. Kemudian gue mulai mencium bibirnya lagi, kali ini lebih lama dan lebih dalam.
Sambil mencium bibir mu Ely , tanganku mulai bergerilya. Pertama-tama gue elus rambutnya, bu Ely membalas dengan sedikit meremas kepalgue. Kemudian tanganku turun untuk mengelus-elus tubuhnya,
walaupun masih dari luar bathrobe.
Masih sambil berciuman, perlahan gue buka tali bathrobenya. Selah membuka sebagian bathrobe bagian atasnya, gue langsung mengelus payudaranya, ternya bu Ely sudah tidak memakai bra. Awalnya gue hanya mengelus, tapi kemudian berubah menjadi meremas. Payudaranya masih kenyal, walaupun sudah sedikit turun, tapi sangat nikmat untuk diremas.
Kemudian gue mulai memilin-milin putingnya. Bu Ely merintih pelan, kemudian melepaskan ciuman. Gue kemudian turun sedikit untuk mulai menjilati puting bu Ely . Gue muail menjelati puting yang kiri sedang payudara yang kanan gue remas dengan tangan.
Kemudian berganti gue menjilati yang kanan sambil meremas payudara yang kiri. Sesekali gue gigit-gigit kecil, tapi sepertinya bu Ely tidak terlalu suka, dia lebih menyukai gue menyedot kencang putingnya.
Tangan kananku kemudian turun kebawah untuk membuka bathrobe bagian bawahnya hingga tubuhnya terlihat
semua. Bathrobe hanya menyangkut di tangannya. Tanganku mulai mengelus pahanya. Perlahan gue buka sedikit pahanya untuk mengeluspaha bagian dalamnya, begitu mulus kulit bagian itu.
Tanganku naik keatas menuju selangkangan, ternyata bu Ely masih memakai CD. Gue tak mau langsung ke vaginanya hingga tanganku beralih ke pantatnya. Gue meremas pantat yang bulat ini dari dalam CDnya, sebab gue selipkan tanganku ke dalam celananya.
Jujur gue adalah penggemar pantat dan pinggul wanita. Apalagi wanita seperti bu Ely ini. Pinggulnya ramping tapi pantatnya besar membulat.
Perlahan remasan kepantat bu Ely gue alihkan ke depan. Di garis vaginanya gue merasa sudah banyak cairan yang keluar dari vaginanya. Kemudian gue mengelus vaginanya mengikuti garis vagina. Perlahan
gue tusuk vaginanya dengan jari tengahku.
Tubuh Bu Ely tersentak, pinggulnya diangkat seperti mengantarkan vaginanya untuk melahap jariku lebih dalam. Jariku gue keluar masukkan perlahan, bu Ely merintih semakin keras.
Gue turun kebawah, ingin menjilat vaginanya. Tapi Bu Ely menahan tubuhku. Gak usah Reinal , gue malua kata Bu Ely . Langsung masukin aja sayang, gue dah gak tahana lanjut bu Ely .
Gue memposisikan tubuhku diatas bu Ely . kemudian gue lebarkan pahanya nsehingga selangkangannya terbuka lebar. Gue arahkan penisku ke vaginanya. Perlahan gue usahpak penisku ke permukaan vaginanya, tapi bu Ely memandangku dengan penuh harapan supaya gue cepat memasukkan penisku ke vaginanya.
Perlahan gue dorong penisku untuk measuk ke vaginanya. Vaginanya masih ser, mungkin karena belum pernah melahirkan. Gue mulai mengeluar masukkan penisku dari vaginanya, sedangkan bu Ely merintih keras siap penisku menghujam vaginanya.
Sesekali gue mencium bibirnya, tapi dia lebih suka merintih sambil memejamkan matanya menikmati siap gesekan vaginanya dengan penisku. Tangan bu Ely mencengkram bahuku, sepertinya dia ingin tubuhh kita bergesekan keras agar payudaranya tergesek oleh dadgue.
Mas terus mas, terusa rintih bu Ely . Sepertinya dia membayangkan suaminya yang menyubuhinya. Sebenernya gue agak cemburu, tapi gue pikir-pikir lebih baik daripada dia merintih memanggil namgue, nanti dia kebiasaan bisa berabe kalau dia memanggil namgue waktu bersubuh dengan suaminya. Tiba-tiba tangan bu Ely mencengkram pantatku seakan membantu dorongan penisku agar lebih kuat menghujam vaginanya. Pinggulnya pun semakin aktif bergerak kekanan-kekiri sambil kadang berputar.
Sungguh beruntung gue bisa menikmati tubuh molek bu Ely yang sangat ahli bercinta.
Tiba-tiba tangannya menekan keras pantatku kearah vaginanya. Sepertinya dia sudah orgasme. Tubuhnya menegang tidak bergerak. Guepun menghentikan pompaanku ke vaginanya sebab tangannya begitu keras menekan pantatku.
Selah tubuhnya berkurang kegangannya gue mulai pompaanku perlahan. Cairan orgasmenya membuat vaginanya semakin licin. Memang vaginanya jadi berkurang daya cengkramnya, tapi kelicinannya memberikan sensasi yang berbeda.
Gue mengangkat tubuhnya untuk berganti posisi. Tapi bu Ely menolak sambil berkata Reinal please, kali ini gaya konvensional aja ya gue pengen nikmatin besok-besok yaa. Gue melakkan tubuh bu Ely lagi.
Goyangan pinggulnya makin menggila, begerak kekiri dan kekanan, tapi gue paling suka saat berputar. Sungguh hebat goyangan bu Ely . Mungkin itu goyangan terbaik dari wanita yang pernah gue tiduri.
Tangannya kembali menekan keras pantatku, bu Ely sudah sampai di orgasme keduanya. Tubuhnya sangat tegang kali ini, sampai perlu lama untuk kembali normal. Selah berkurang kegangannya, gue berkata Bu apa kita sudahin dulu ? kayaknya ibu sudah lemas sekali kata gue.
Gak pa-pa Reinal , gue pengen sperma kamu, terusin aja.a jawab bu Ely .
Gue mulai memompa lagi vaginanya dengan penisku. Kali ini vaginanya sudah benar-benar basah. Bu Ely sudah mengurangi gerakannya, mungkin dia sudah terlalu lemas.
Gue konsentrasikan pompaanku ke vaginanya hingga bu Ely mulai merespon lagi. Sebenarnya gue sudah dikit lagi ejakulasi saat bu Ely tiba-tiba berteriak kencang
Arrrhgh.. Reinal gila enak banga jeri bu Ely sambil menjepit tubuhku dengan kedua pahanya.
Adu gila Reinal . gue dah 3 kali keluar kamu belum keluar juga. Ayo dong Reinal , gue cari pejantan bukan cari gigolo kata bu Ely lemah. Gue sebenernya kasian dengan bu Ely , tapi gue juga sedikit lagi ejakulasi. Gue goyang perlahan penisku. Kali ini gue benar-benar konsentrasi menggapai orgasmeku. Tak berapa lama gue merasa sperm gue sudah sampai diujung penisku.
Bu saya dikit lagi keluar bu.a katgue sambil meniukmati sensasi luar biasa. Bu Ely membantu dengan menggoyangkan pinggulnya sambil menahan pantatku agar penisku tidak lepas dari vaginanya.
Agkh.a, crot..crot..crot..crot empat kali sperm gue ku siram derask ke liang vaginanya. Bu Ely menahan pantatku kuat-kuat agar spermgue masuk kerahimnya dalam-dalam.
Tahan sebentar Reinal , supaya spermanya masuk semuaa kata bu Ely sambil menahan pantatku kearah selangkanyannya. Selah beberapa menit baru bu Ely melepaskan cengkramannya. Gue kemudian merebahkan tubuhku disampingnya.
Malam itu gue menggagahi bu Ely sampai 3 kali. Sama seperti yang pertama, gue tumpahkan seluruh sperm gue ke liang vaginanya. Selah itu persubuhannku dengan bu Ely jadi acara rutin. Minimal 2 kali seminggu gue menyubuhinya. Gue bahkan dilarang bersubuh dengan wanita lain, agar spermgue benar-benar 100% masuk ke rahimnya.