Sebut saja namaku Wendy, umurlu 27 tahun dan saat ini pekerjaan ku ada lah bekerja di sebuah bank yang ada di daerah sudirman. Kurang lebih selama 3 tahun selang beberapa tahun aku bekerja aku bertemu seoranng perempuan cantik yang bernama Reni, kami bekerja di lantai yang berbeda. Aku pertama kali mengenalnya karena ada project yang melibatkan kami bersama. Singkat cerita kami menjadi begitu dekat dan sangat akrab. Kami sering berkirim pesan singkat dan bersenda gurau ketika jam makan siang. Aku mengagumi kecantikannya dan kemandiriannya sebagai seorang wanita. Dia sering bercerita kepada saya bahwa dia ingin memiliki sosok seorang lelaki yang mampu membuat merasa dipimpin dan nyaman.Perasaan tersebut dia temukan di dalam diriku.
Sejenak aku terdiam dan terpesona oleh pandangan seolah-olah aku pria idamannya. Aku pun menyukainya. Project yang kami lakukan memiliki deadline 2 bulan. Kami sering lembur bersama sampai pagi di kantor. Dia dan saya adalah dua orang yang begitu “workaholic”. Aku menyukai hasil karya dan kecantikannya yang luar biasa. Kulitnya yang putih mulus dengan kaki yang menjulang tinggi dibalik rok hitam pendek yang biasa dipakainya ke kantor membuat darahku berdesir kencang. Aroma yang begitu menggoda ditambah dengan buah-buahan yang menyembul di balik sepatunya membuat saya ingin melakukan hubungan intim bersamanya.
Sampai suatu malam aku tidak dapat membuka pintu menuju kantorku di lantai 30 karena ID card ku tertinggal di dalam ruangan. Saat itu sekitar jam11 malam. Lift sudah berhenti beroperasi, jadi saya terpaksa menggunakan tangga darurat menuju ke lantainya.
Saya meneleponnya untuk membukakan pintu kantornya agar saya dapat mengakses folder-ku dari komputernya. Ternyata setelah aku naik 5 lantai, aku mendapatinya berdiri sambil tertawa kecil di tangga darurat itu.
Dia berkata, “Kamu pasti sudah tua ya Wen. Masa lupa sama ID Card sendiri .. Hahaha …” Meskipun kami tau bahwa kami seumuran, aku membalasnya dengan,
“Mungkin nih aku sudah tua. Tapi pinggang ke bawah masih muda …” Kemudian dengan tanggannya bertolak di pinggang dan gayanya yang manja dia berkata,
“Ah masa sih … Aku ga percaya.” Saat itu juga gairahku bangkit dan berusaha untuk membuktikannya.
Lalu aku mulai merangkul pinggangnya dan berbisik di telinganya,
“Akan aku buktikan sayang.” Lalu aku menyibakkan presentasi dan mencium daun telinganya.
Lalu aku mencium lehernya dan terus ke arah sana. Aku pun menyandarkan dia di dinding. Lalu kami saling berciuman dengan lidah kami saling berpagutan. Lalu aku membuka kancing bajunya secara perlahan-lahan. Aku dua gundukan di balik melihat kemejanya. Dengan bra merah yang bermotif bunga dan sedikit transparan aku bisa melihat pentil payudaranya di balik motif bunga yang ada.
Dia pun mulai menarik bajuku ke atas. Aku membuka bajunya dan total aku melihat bra merah dengan buah dada yang begitu menggairahkan. Kulit putihnya yang mulus membuatku merasa semakin bernafsu dibuatnya. Kemudian aku pun membuka baju sambil menciuminya di daerah leher dan bibir sambil memainkan lidah kami.
Lalu aku membuka kaitan branya dan membuat topless tanpa sehelai benangpun menutup buah di depan yang mulus. aku mendengar rintihan darinya..
“Ahhhh Ehhhh” Dia pun mulai memegang ikat pinggangku dan kubantu untuk melepaskannya dan membuka kaitan celanaku dan menurunkan resleting celanaku.
Aku coba meraba buah yang begitu menggairahkan dan sambil memainkan pentilnya yang begitu kencang. Kemudian aku membuka kaitan roknya yang ada di belakang dan menurunkan resletingnya. Aku membuka roknya dan mendapati ia memakai celana dalam hitam dengan motif transparan. Aku bisa melihat jembutnya di balik celana dalam itu.
Lalu aku bawah menurunkan dan membuat bugil di hadapanku. Kemudian sambil meliuk-liuk dan turun ke bawah ia memegang kontolku yang menegang keras.
Ia berkata, “Wen, biarkan aku mengisap penismu”. Dan aku berkata,
“Ya sayang, tolong hisap penisku”. Lalu tanpa aba-aba dia pun menurunkan celana dalamku dan melihat kontol yang begitu besar dan panjang di depan mukanya.
Tanpa ragu-ragu ia langsung menjilat dan menggunakan kepala kontolku, sambil membalik-balik dan bersandar di dinding, ia menikmati kontolku dalam posisi jongkok. Aku hanya bisa mendesah keenakan.
“Ahhh sayang… Yeah sayang… Ahhh” Akupun menikmati setiap kuluman yang ia berikan terhadap kontolku.
Ia menarik kepalanya ke depan dan ke belakang untuk mendapatkan semua kontolku di mulutnya. Sambil mengocok kontolku, ia kembali lagi kontolku. Dan aku hanya bisa keenakan dan berkata
“Oh sayang… .ya sayang”
Setelah beberapa saat ia menampilkan kontolku, ia berkata,
“Kamu belum ngecrot juga Wen” dan aku berkata
“Belom sayang..” Aku pun mengangkatnya ke atas dan mengakibatkan kedua buah itu menempel di dinding.
Sambil menahan kedua tangan di tembok ala polisi amerika menangkap penjahat. Aku pun memegang kontolku dan memasukkannya ke lubang kenikmatannya. Sambil memegang kedua tangannya di dinding aku terus mengawasi penisku ke dalam vaginanya.
Sambil membisikkan beberapa kata-kata kotor ke telinganya membuat dirinya bersemangat. Dia hanya bisa mendesah menikmati setiap hujaman penisku
“Eh…. Ehh…. Ahhh…..Ahhhh…. Ehhh” Kemudian aku berdiri dan mengangkat kedua kakinya ke pingganggku sambil memasukkan penisku ke vaginanya. Kedua tangannya merangkul bagian belakang leherku sambil merangkul rambutku. Aku terus menghujami vaginanya dengan penisku namun dengan gerakan yang semakin cepat. Ia pun menggelinjang keenakan sambil cucuran keringatnya menetes dari dahinya. Dengan buah yang bergerak setiap kali aku mendesak penisku ke vaginanya membuatku semakin bersemangat untuk menghujamnya dengan penisku.
Setelah beberapa saat aku merebahkan punggungnya di atas tumpukan pakaian kami yang tergeletak di bawah, kemudian aku mengangkat kedua bahuku dan memasukkan penisku perlahan ke lubang vaginanya. Ia pun menggelinjang keenakan. Sambil memejamkan matanya ia mendesah dan berkata,
“Aaaahhhh lebih cepat Weeennn…. aaaahhhh…. aaaahhhhh.. Weendddyyy Lebih Cepat….” Aku pun mendorong gerakanku dan membuatnya menggelinjang.
Kemudian aku membuka kedua kakiku sehingga aku dapat melihat, meremas-remas buah yang akan datang, sambil menggerakkan penisku keluar masuk vaginanya. Dia begitu merasakan kenikmatan yang aku berikan.
Kemudian aku membantunya berdiri dan sambil memegang pegangan di tangga darurat, mulai kembali masukkan penisku ke vaginanya. Sambil meremas kedua buah dan memainkan putingnya yang mengeraskan aku menggerakkan penisku di dalam vaginanya. Ia merasa benar-benar kenikmatan yang ada.
“Uuuhhh… aahhhh…. uuuhhhhhh … ahhhh” desahnya ketika penisku bergerak maju mundur.
Sampai akhirnya aku merasakan cairan panas keluar dari vaginanya. Dan tidak selang beberapa lama aku pun mulai mengecrotkan spermaku di dalam vaginanya. Setelah itu kami saling berpelukan dan berciuman mesra.
Untungya malam itu begitu kantor sepi dan hanya kami berdua di tangga darurat. Sejak saat itu kami sering melakukan hubungan seks sampai project kami habis pun kami tetap melakukan hubungan seks dengannya di berbagai tempat, seperti di hotel, di vila ketika kami berlibur berdua, dan berbagai tempat lainnya. Kami sangat menikmati petualangan seks yang kami lakukan.