Namaku Gita. Aku adalah anak Satu-satunya. Ibuku adalah wanita yang selalu merawat tubuhnya wajahnya Cantik, Putih, Sexy, Bohay Aku selalu dimanja ibuku. dia selalu menyuruhku untuk membersikan tubuh. Tubuhku putih bersih molek payudara besar dan pantat yang bulat semok aku selalu menjadi perhatian Warga Lingkuganku karena kesexy-an tubuhku
Aku menyuruh pacarku datang kerumah, Aku ingin melakukan Persetubuhan dengannya karena aku susah sekali mencapai nikmat.
Singkat cerita, Aku sudah telanjang didalam kamar sedangkan Pacarku Baru dari kamarmandi, Ketika dia Masuk kekamar aku sudah mengangkang sambil memainkan klistorisku. Pacarku melepas semua pakaiannya aku melihat kontolnya sudah mengacung siap menghujam memekku, saat dia sudah didepan ranjang kuraih kontolnya kukulum dengan kuat “srupp srupp ehm srup” Kukuakkan lubang kecil itu, lalu kujulurkan ujung lidahku ke dalam.
Tangannya pun mulai bermain di kedua bukitku. Aku benar-benar terangsang. Aku sudah bisa merasakan bahwa vaginaku sudah basah. lalu mempermainkan vaginaku dengan jarinya. Terasa sentuhan jarinya di antara kedua bibir kemaluanku. Dimainin dia klitorisku.
Dia mencabut kontolnya dari mulutku dan mengarah ke selangkangkanku pahaku. aku rasakan jilatan-jilatan lidahnya di bibir memekku. Bukan itu saja, klitorisku dihisapnya, sesekali lidahnya ditenggelamkannya ke lubangku.
“Sayangg Aku udah nngak tahan, Gatel banget memek aku” Kataku
“Akuu beluum puas sama mekimu” Jawabnya
“Ah.. aku nggak tahan lagi, aku mau batangmu, Sayang!!” Bujukku
Dia bangkit dan membuka lebar pahaku dan diolehkan ludahnya di memekku Digosok-gosokannya kepala penisnya sebentar lalu.. “Bless..” batang itu masuk dengan lancar. vaginaku sudah banjir. nikmat sekali. Disodok-sodok, maju mundur.. maju mundur.
Aku tidak tinggal diam. Kugoyang-goyang juga pantatku. Kadang kakiku kulingkarkan ke pinggangnya. Setelah 10menitan Dia Melenguh “Sayang Aku mau keluar Aahh” Dicabut kontolnya dan dimasukan kedalam lubang pantatku yang memang sudah bisa dimasukin penis karena kebrutalanku dengan sex
“Aaaw sakitt, Pelan pelan Anusku seret Ohh” rungutku.
dipompanya anusku dengan kencang ohh luar biasa nikmatnya asal dia mau memuntahkan spermanya selalu dianusku ntah mengapa dia sangat suka dengan jepitan anusku
“Aaahh..oohh…Aaahh…Ohhh!” Desahanku karena nikmat .
“Nit akuu keluuarr nih Aaahh,” lenguhnya menyemprotkan spermanya didalam anusku
Setelah itu dia berpakaian Lalu pergi tibatiba, Aku yang masih dalam keadaan tidak terpuaskan merasa Kesel banget dalam hatiku
Aku biarkan saja dia, Lalu aku tidur saja tanpa menggunakan pakaian tapi setelah itu aku merasakan ada yang sedang menjilati memekku membuatku terbangun
Aku membuka mata dan melihat siapa yang sedang menikmati mekiku dan ternyata itu adalah Ayahku!!
“Aaah Ayah ngapainn?? Aaahh”Kataku terkejut sambil mendesah karena nikmat juga jilatan sih bajingan ini
“Sudah Gita ayah tau kamu barusaja ngentot dengan pacarmu kan?. Sekarang Gantian Ayah yang menikmati tubuhmu karena ayah sudah melihat semua kelakuan kalian daritadi dibalik pintu!”katanya sambil menghisap klistorisku dan jarinya menusuk-nusuk lubang pepekku
Aku diam aja tak menyahut.
“Git, Berikan Ayah tubuhmu ayah janji bakal puasin kamu sampe mucratt teruss!”katanya meyakinkanku
“Tapikan? Aaahh Sshh Nikmatt yah Entot Aku seakarangg Aku pengen Mucratin Maniku” rancauku menggila
Ternyata ayah sudah Telanjang Bulat, Aku terkejut. Kulihat penis ayahku jauh lebih besar, jauh lebih panjang dari penis si pacarku. Tak tahu aku berapa ukurannya, yang jelas panjang, besar, mendongak, keras, hitam, berurat, berbulu lebat.
Kemudian Aku didudukkannya di sofa. Pahaku dibukanya lebar-lebar. Dia berlutut di hadapanku lalu kepalanya berada di antara kedua pangkal pahaku.
Ayahku menjilati pepekku yang sudah mulai becek lagi, dia menyapu seluruh permukaan memekku yang lezat dihisapnya bibir memekku klistorisku dan dimasukan lidahnya didalam lubang memekku
Dihisapinya, bahkan digigit-gigit kecil “Ohhh.. ooohhhh.. enak, Yah di situ Yah, enak, nikmat Yah,” tanpa sadar, Cukup Lama Ayah Menguasai memekku . Tiba-tiba, aku merasakan nikmat yang sangat dahsyat, yang tak pernah kumiliki sebelumnya. Akhirnyaaa Akuu merasakan yang namanya Orgasmmee!!
Aku sangat lemas dibuat ayah. Ayah mungkin tahu kalau aku sudah orgasme, maka dihentikannya menjilat lubang kewanitaanku. Ayah berbaring di sofa dan mengangkatku ke atasnya.
“Masukkan kontol ayah kememekmu git” ujar Ayah.
Kuraih batang itu lalu kuarahkan ke vaginaku. Ahhhh.. sedikit sakit dan agak susah masuknya, tapi ayah menyodokkan pantatnya ke depan.
“Awww Pelan yah memekku sempit” Lalu berhenti sejenak, tapi batang itu sudah tenggelam setengah akibat sodokan ayah tadi. Kugoyang perlahan.
Dengan perlahan pula batang itu semakin masuk dan semakin masuk. Rasanya nikmat sekali sesudah batang itu masuk sepenuhnya dimemeku. Karena dikuasai nafsu, rasa maluku sudah hilang. Kusetubuhi ayahku dengan rakus. Ekspresi ayahku makin menambah nafsuku. Remasan tangan ayahku di kedua payudaraku semakin menimbulkan rasa nikmat. Kogoyang pantatku dengan irama keras dan cepat.
Tiba-tiba, aku mau orgasme, tapi ayah berkata, “Jangann Orgasme dulu Git, Kamu Nungging yah biar kamu rasakan sensasi kenikmatan luar biasa”
“Iyah yah, cepetan masukin kontol ayah gita udah nggak tahan banget ini” kataku
Tiba-tiba kurasakan gesekan kepala penis di permukaan lubangku kemudian.. “Bless..” batang itu masuk ke lubangku. Yang begini belum pernah kurasakan. Tapi yang begini ini rasanya selangit. Tak terkatakan nikmatnya.
Hujaman-hujaman batang itu terasa menggesek seluruh liang kewanitaanku, sampai Kepala kontol ayah terus menabrak Rahimku, yang membuatku merasa semakin nikmat. Kurasakan sodokan ayah makin keras dan makin cepat.
Perasaan yang kudapat pun makin lama makin nikmat. Tiba-tiba, “Aaauhhh…Oohh Sshtt Ooooohh ” kenikmatan itu meladak. Aku orgasme untuk yang kedua kalinya.
Hentakan ayah makin cepat saja, tiba-tiba kudengar desahan panjangnya. Seiring dengan itu ditancapkan dalamdalam kontolnya didalam memekku. Crrottt tersembur semua Spermanya didalam memekku yang becek
Ayah memelukku dan menciumku, “Gita?, kapan-kapan, kalau nggak ada Mama, kita main lagi yah.”